Selasa, 08 November 2011

Manfaat Dari Role playing (Bermain Peran)

Oleh   :    Krisna Langit.H
Npk    :   31759


Bermain peran (Role playing) di dalam kelas yang dilakukan tanggal 3 november lalu, dapat menambah variasi dalam mengajar, dan kesempatan dalam melatih berbicara secara formal. Selain itu, siswa juga memperoleh kesenangan dalam belajar. Dengan bermain peran akan sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah. Bermain peran (role play) atau kegiatan kreatif dan imajinatif semacam ini akan merangsang mahasiswa untuk berimajinasi dan menantang kita untuk berfikir dan berbicara.
Role playing merupakan satu metode sekaligus permainan yang menuntut pelakunya untuk memerankan satu peran atau pemikiran yang tidak nyata atau dibentuk. Pelaku bertindak seolah-oleh dia berada dalam dunia yang nyata. Alat bantu utama dalam permainan ini adalah fantasi dan imajinasi dari si pelaku sendiri dan juga aturan permainan yang membingkai permainan ini. Dalam Role playing yang bersifat spontan atau bebas, aturan-aturan ini lebih bersifat implisit, sedangkan dalam permainan yang diatur secara ketat aturan ini biasanya berupa scenario.

Manfaat Role playing dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, Role playing merupakan salah satu metode belajar komunikatif yang berorientasi pada pembelajar, Manfaat Role playing yang dilaksanakan pada 3 november lalu antara lain:
1. Memberikan motivasi kepada mahasiwa
a. aspek kreatif lebih terlihat bermain daripada bekerja
b. tekanan/keharusan untuk memecahkan masalah atau konflik yang dialami karakter mereka lebih memberikan motivasi daripada tekanan ketika mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Tekanan semacam ini justru akan mereka temui dalam kehidupan nyata.
2. Menambah/memperkaya sistem pembelajaran tradisional
a. pengajar tidak hanya mencekoki mahasiswa dengan teori-teori
b. bermain peran menunjukkan dunia sebagai tempat yang kompleks dengan masalah-masalah yang kompleks pula. Masalah-masalah ini tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban sederhana yang diingat oleh mahasiswa.
c. mahasiswa belajar bahwa keterampilan yang dipelajari secara terpisah, seperti keterampilan berkomunikasi, sering digunakan secara bersama-sama dalam menyelesaikan berbagai tugas/kegiatan dalam dunia nyata.
d. pembelajaran dengan bermain peran lebih mengutamakan nilai rasa, kreatifitas dan juga pengetahuan.
e. latihan untuk mengutamakan pentingnya orang dan sudut pandang mereka merupakan bekal yang sangat penting bagi mahasiswa di dunia kerja nantinya.
3. Keterampilan untuk kehidupan nyata.
a. mahasiswa harus memahami kebutuhan dan perspektif orang-orang yang ada di sekelilingnya
b. bermain peran dapat meningkatkan kemampuan seperti self-awareness, problem-solving, komunikasi, inisiatif dan kerjasama.
c. dalam penelitian atau problem-solving, mahasiswa lebih bisa menerima atau mengingat ilmu yang mereka kembangkan sendiri, daripada ilmu yang mereka terima dalam perkuliahan.
4. Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi pembelajar.
5. Semakin banyak kesempatan pembelajar untuk mengungkapkan diri.
6. Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara.

Dalam bermain peran, mahasiswa diberi peran dan situasi. Karena bermain peran menyerupai/meniru kehidupan yang sesungguhnya, maka bahasa yang digunakan akan berkembang, karena mereka harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan karakter yang diperankan. Hubungan peran antar mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi sosiolinguistik mereka. Metode ini memberikan semangat untuk berfikir dan berkreativitas serta memberikan kesempatan pembelajar untuk mengembangkan dan melatih keterampilan berbahasa dan kemampuan bertingkah laku dalam situasi yang lebih nyata. 
        dengan bermain peran dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk berbicara dan berpendapat. permainan-permainan semacam ini dapat membantu dalam mengungkapkan pendapat, improvisasi, mendengar dan memahami sudut pandang orang lain. Selain itu, permainan ini juga membantu siswa untuk mengembangkan sikap toleransi dan dalam membuat keputusan. Hal ini akan menuntun siswa untuk berfikir mandiri.

          Role play yang diadakan kemarin pada awalnya kurang begitu menarik karena hanya beberapa orang saja yang mengemukakan pendapat. Tetapi karena ada dorongan dari Bu Rina dan seiring berjalannya waktu serta memanasnya keadaan antara pihak warga dan perusahaan sehingga terjadi perdebatan antara kedua belah pihak, menyebabkan banyak siswa yang sudah berani mengungkapkan pendapat, sehingga role play menjadi lebih hidup. Bahkan saya dari kelompok lima sebagai penyaji merasa bingung atas tuntutan dari warga, ada yang menuntut ayamnya batuk-batuk, sapinya gatal-gatal dan lain sebagainya.